Memang tak ada orang yang sempurna, termasuk si dia yang Anda cintai. Setiap orang pasti memiliki kebiasaan buruk — baik ringan maupun berat.
Lupa menutup toilet, meletakkan baju kotor sembarangan, selalu sibuk dengan ponsel, sampai kebiasaan buruk yang berat seperti ketergantungan alkohol atau lainnya bisa saja dimiliki pasangan Anda. Sebagai partner yang baik, Anda bisa membantu pasangan beranjak dari kebiasaan buruknya.
Timbulkan motivasi
Seseorang takkan berubah jika dirinya sendiri tidak ingin. Untuk hal-hal kecil seperti lupa menutup toilet tentu ini hal mudah. Tapi untuk kebiasaan buruk yang lebih berat tentu perlu perjuangan. Cari alasan logis yang bisa ia terima mengapa kebiasaan buruknya harus dihentikan. Jangan membuat permintaan yang tidak jelas alasannya.
Pasangan yang baik pasti ingin membuat hubungannya lebih baik. Jadi coba cari alasan yang tepat dan logis sehingga bisa menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk berubah. Keputusan akhir tentu ada pada si dia. Tapi Anda bisa mengatakan kalau usahanya akan sangat berarti bagi Anda dan Anda akan mendukung serta membantu prosesnya. Untuk tahap awal ini tak perlu mengeluarkan ancaman atau memicu konflik yang membuatnya malah berbalik arah.
Sampaikan dengan tepat
Kata-kata dan waktu yang tepat sangat memengaruhi penerimaan dia terhadap masukan. Memilih untuk melancarkan “serangan” saat ia sedang lelah pulang kantor atau ketika ia sedang tidak enak hati bukanlah pilihan yang baik. Begitu juga dengan Anda. Pastikan suasana hati Anda dalam keadaan baik sehingga mengurangi kemungkinan melontarkan kata-kata yang bisa menyinggung perasaan. Atur intonasi bicara agar tidak terkesan seperti menyalahkan.
Mulailah dengan pujian atau membicarakan hal-hal baik tentang dirinya. Pilih waktu yang santai saat Anda berdua sedang berada dalam mood yang baik. Tak perlu banyak mengungkit masa lalu atau menggunakan kata-kata yang menghakimi seperti “kamu SELALU begitu”. Jangan menggunakan kalimat yang membuat pasangan Anda merasa diserang atau disalahkan.
Berikan solusi
Setelah pasangan mengerti masalah dan mau berubah, Anda sebaiknya memberikan solusi. Awalnya, biarkan ia yang memikirkan solusinya sebab akan lebih baik jika solusi tersebut datang dari dirinya sendiri. Dengan begitu ia merasa lebih percaya diri. Tetapi jika ia tidak mengetahuinya lebih baik Anda sudah siap dengan berbagai alternatif solusi.
Cari tahu apa penyebab dari kebiasaan buruk tersebut sehingga Anda bisa memberikan solusi yang tepat. Misalnya jika kebiasaan buruknya selalu sibuk dengan ponsel adalah karena ia merasa bosan, maka ciptakanlah aktivitas yang menarik atau obrolan yang menyenangkan saat ia berada di rumah. Dengan begitu ia bisa mengalihkan perhatian dari ponselnya dan memiliki waktu yang berkualitas dengan Anda.
Satu demi satu
Jika Anda punya sederet daftar kebiasaan buruk yang ingin diubah, mulailah satu demi satu, jangan sekaligus. Membebani ia dengan berbagai pembicaraan tentang kebiasaan buruknya bisa malah membuat ia merasa rendah diri. Perasaan tersebut kemudian bisa ditunjukkan dengan kemarahan atau menjauh dari Anda. Jangan membuat kesannya ia hanya penuh dengan berbagai kesalahan dan Anda sebagai pihak yang lebih sempurna.
Setelah dimulai satu demi satu, keluarkan stok sabar Anda. Proses ini tentu tidak akan selesai hanya dalam satu malam. Terus ingatkan dia jika masih mengulanginya. Biasakan untuk tetap fokus pada mengingatkan kebiasaan buruknya dan jangan melebar ke hal lain yang bisa memicu konflik. Setelah satu kebiasaan buruk mulai membaik, Anda bisa mulai membicarakan kebiasaan buruk lainnya secara perlahan.
Jalan tengah
Jika kebiasaan buruknya terus-menerus berulang mungkin saja solusi yang dipilih belum tepat. Coba cari jalan tengah yang bisa membantu ia mengurangi kebiasaan buruknya. Jika ia hobi meletakkan pakaian kotor di sembarang tempat, coba tambah satu keranjang pakaian kotor di tempat ia bisa melepas pakaian. Intinya, Anda sebagai partner juga bisa secara aktif membantu ia mempermudah menghilangkan kebiasaan buruknya. Jangan hanya menjadi wasit yang selalu siap memberi peringatan tapi juga bisa secara aktif membantu pasangan.
Situasi kondusif
Saat pasangan sedang berusaha berubah, ciptakan suasana yang mendukung. Jangan ciptakan hukuman-hukuman yang hanya bikin frustrasi. Jangan pula mudah meledak dan menyalahkan ia bila mengulangi kesalahan. Ingat, setiap perubahan, apalagi perubahan besar perlu proses yang cukup panjang. Karena Anda yang berinisiatif memintanya melakukan perubahan, maka Anda juga harus bersiap memiliki stok sabar yang banyak.
Hindari memicu konflik dengan tindakan-tindakan yang tidak perlu seperti mengungkit-ungkit kesalahan. Saat Anda mengingatkan ia ketika melakukan kembali kebiasaan buruknya, jangan melebarkan pembicaraan ke kesalahan atau kekurangannya yang lain. Tindakan seperti ini hanya akan membuat si dia yang sudah setengah jalan kembali ke tempat awal. Fokus pada masalah, jangan malah menjelek-jelekkannya. Jika ia semakin membaik jangan lupa selalu berikan pujian. Hal ini akan menambah kepercayaan dirinya dan menimbulkan suasana yang menyenangkan.
Cari bantuan
Jika berbagai cara sudah ditempuh dan ia belum juga berubah maka Anda harus memikirkan alternatif lain. Apalagi jika kebiasaan buruknya tersebut membahayakan kesehatan atau membahayakan dirinya maupun orang lain. Bantuan profesional bisa dipertimbangkan sebagai alternatif solusi untuk membantunya keluar dari kebiasaan buruk. Jangan pernah merasa malu atau ragu, demi kebaikan dia dan hubungan Anda tentu tak ada salahnya meminta bantuan pihak ketiga yang bisa dipercaya.
Kasih tau efek negatif dari kebiasaan
Kebanyakan orang mengetahui konsekuensi dari sifat buruknya tersebut. Kasih tau dampak yang akan terjadi dikemudian hari. Kasih tau efek dari kebiasaan buruk nya dan ingat selalu untuk dampak negatifnya buat diri nya ketika ada godaan untuk melakukan hal buruk tersebut.
No comments:
Post a Comment